Pada hari Selasa, Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, menjelaskan fokus utama kebijakannya di bidang ekonomi. Ia mengumumkan rencana untuk merancang paket bantuan finansial guna memperbaiki perekonomian secara keseluruhan dan mendukung belanja keluarga. Rencana yang diajukan meliputi penghapusan sementara pajak bahan bakar dan peningkatan batas penghasilan yang bebas pajak, yang keduanya memerlukan anggaran tambahan dari pemerintah. Hal ini tentu saja akan mendorong penerbitan lebih banyak obligasi, sehingga utang nasional Jepang yang sudah tinggi akan semakin meningkat.

Yang perlu dicatat, naiknya suku bunga yang ditetapkan oleh Bank of Japan akan menambah biaya dalam pengelolaan utang tersebut, sehingga mengurangi kemungkinan adanya peningkatan suku bunga dalam waktu dekat. Meskipun rincian pasti mengenai paket stimulus baru ini masih dalam proses diselesaikan, diharapkan anggarannya akan melebihi tambahan keuangan sebesar £13,9 triliun yang pernah diusulkan pada masa pemerintahan Ishiba.

Pengumuman ini memberikan dampak yang besar pada pasar: kenaikan pada saham Jepang, peningkatan hasil obligasi, dan penurunan nilai yen yang kembali terjadi.

Mengenai kebijakan moneter, Perdana Menteri Takaichi menegaskan bahwa meskipun Bank of Japan (BoJ) memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan moneter, pemerintah sepenuhnya bertanggung jawab atas hasil ekonomi makro, di mana kebijakan moneter adalah salah satu aspeknya. Pendekatan ini menunjukkan bahwa pemerintah memiliki pengaruh besar terhadap keputusan yang diambil oleh Bank. Oleh karena itu, BoJ mungkin tidak akan bertindak secara mandiri dan bisa jadi memerlukan waktu lebih untuk berkoordinasi dengan pemerintah, sehingga kemungkinan kenaikan suku bunga dalam pertemuan minggu depan semakin kecil.

Pasar telah memberikan reaksi yang sesuai. Proyeksi untuk kenaikan suku bunga telah mengalami penyesuaian yang signifikan ke arah yang lebih rendah. Pada 21 Oktober, menurut laporan Bloomberg yang mengutip sumber yang akrab dengan situasi tersebut, para pembuat kebijakan di BoJ "tidak melihat adanya kebutuhan mendesak untuk menaikkan suku bunga minggu depan," meskipun "mereka menyadari bahwa kondisi mungkin memerlukan peningkatan suku bunga pada bulan Desember. "

Kemungkinan penundaan keputusan suku bunga hingga bulan Desember semakin terlihat nyata.

Karena prediksi kenaikan suku bunga pada bulan Oktober sudah dipertimbangkan dalam nilai yen sebelum pemilihan Takaichi, penyesuaian ekspektasi ke bulan Desember telah menyebabkan penurunan nilai yen yang berlangsung secara real time.

Harga model tetap mendekati rata-rata jangka panjangnya, dengan sedikit penyimpangan ke arah bawah, namun mengingat penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung dan data yang tidak lengkap, kesimpulan tentang arah harus dilakukan dengan hati-hati.

USD/JPY telah meningkat setelah penunjukan mengejutkan Takaichi, karena kemungkinan kenaikan suku bunga BoJ minggu depan menurun. Perkembangan politik selanjutnya tidak memberikan kejelasan tambahan yang signifikan, membuat tren pelemahan yen dapat dimengerti.

Harga model mencerminkan konsensus pasar. Jika The Fed terus memangkas suku bunga dan BoJ akhirnya memperketat kebijakan, selisih suku bunga akan bergeser menguntungkan yen, membuatnya lebih menarik. Namun, konsensus tidak menjamin akurasi—BoJ mungkin menunda kenaikan suku bunganya, sementara The Fed mungkin memperlambat laju pelonggaran.

Dalam jangka pendek, USD/JPY mungkin terus naik menuju zona resistensi signifikan di 154.00–154.20. Namun, jika ekspektasi berubah dan pasar menyimpulkan bahwa BoJ memang siap untuk menaikkan suku bunga segera, pasangan ini dapat dengan cepat turun menuju batas bawah saluran di 146.80–147.10.